Wanua Ujung- Awal mula diciptakannya komunitas IPQ (Ikatan Pemuda Al-Qur’an) berawal dari keprihatinan terhadap orang lain, dalam hal ini adalah tokoh agama, tokoh masyarakat, bahkan warga Desa Ujung sendiri. Desa Ujung adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Dua Boccoe, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan.
Kematian merupakan kejadian yang tidak bisa dipisahkan dari kelahiran IPQ, karena merupakan salah satu faktor yang menjadi alasan diciptakannya IPQ. Berbicara tentang kematian pada umumnya tidak baik terdengar di telinga, namun sebagai orang yang beriman, kematian adalah salah satu ketetapan Allah SWT dan semua makhluk di bumi ini akan merasakannya.Khataman Qur’an ini biasanya dibebankan kepada tokoh agama (Imam Kampung), karena tuan rumah biasanya meminta untuk khatam 30 juz, maka biasanya Imam Kampung meminta bantuan kepada beberapa santri agar kegiatan khataman Qur’an ini bisa lebih cepat selesai. Keberadaan Pesantren Al-Ikhlas Ujung juga sangat bermanfaat, karena dari santri Al-Ikhlas inilah biasanya yang membantu dalam hal khataman Qur’an.
Singkat cerita, karena memang santri non-mondok yang jumlahnya banyak karena waktu itu mereka hanya menerima panggilan dan tidak ada yang membatasi jumlahnya yang idealnya 1 orang membaca dua atau tiga juz, sehingga menjadi 1 orang 1 juz, bahkan 1 orang setengah juz saja. Karena banyaknya santri yang ikut khataman, dalam hal banyak atau sedikit sebenarnya tidak menjadi permasalahan. Tapi kebiasaan di kampung, ketika selesai khataman, tuan rumah biasanya memberikan hadiah berupa amplop yang berisikan uang.
Berawal dari banyaknya santri non-mondok yang sering ikut khataman, akhirnya salah seorang dari santri senior yang bernama Irwan pada saat itu menganggap bahwa hal ini kurang baik. Akhirnya Irwan berinisiatif untuk membatasi dan membuat sebuah komunitas yang diberi nama Ikatan Pemuda Al-Qur’an atau disingkat IPQ pada 25 Maret 2020, yang diketuai oleh Irwan sendiri dengan tujuan awal untuk mengabdikan diri kepada masyarakat.
Pada tahun 2022, IPQ berganti ketua oleh Iswandy, yang merupakan salah satu anggota IPQ dan pernah menjadi koordinator IPQ pada saat Irwan masih menjadi ketua. Sebelum pergantian ketua, kegiatan IPQ tidak lagi hanya tentang khataman Al-Qur’an ketika ada orang yang berduka, tapi IPQ berinovasi membuat kegiatan baru, di antaranya: Tahsin, Al-Kahfi, dan Baksos setiap hari Jumat.
Setelah Irwan berhenti dan digantikan oleh Iswandy, semua kegiatan yang pernah dilakukan sebelumnya tetap dijalankan. Berjalan dua tahun Iswandy menjabat, beberapa program kegiatan ditambah, di antaranya: Tadarrus ‘Asar dan Surah Pilihan, sehingga kegiatan IPQ bertambah menjadi lima kegiatan, yang semuanya berlangsung di Masjid Nurul Amin Desa Ujung.
Pada tahun 2025 terjadi beberapa perubahan, di antaranya: perubahan nama dan logo IPQ serta beberapa kebijakan baru. IPQ tidak hanya merekrut anggota laki-laki saja, namun juga perempuan, dengan melewati berbagai diskusi dan pertimbangan matang. Yang awalnya diperuntukkan hanya untuk laki-laki, akhirnya juga memberikan kesempatan kepada perempuan untuk bergabung.
Karena adanya perubahan kebijakan tersebut, maka nama IPQ (Ikatan Pemuda Al-Qur’an) resmi berganti menjadi Ikatan Pejuang Al-Qur’an pada 20 Januari 2025.
إرسال تعليق